Pengindeks Journal
IMPACT
FACTOR, CITESCORE, SNIP, DAN SJR
Oleh:
Fifi Afifah
16030234013
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Fifi Afifah
16030234013
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
A.
Pengindeks
Jurnal
Indeksasi
Journal adalah proses pengindeksan pada journal merupakan
upaya mendistribusikan metadata dan beberapa lembaga pengindeks fulltex artikel
jurnal pada database eksternal. Manfaat jurnal terindeks adalah memungkinkan
tingkat akses metadata jurnal semakin tinggi oleh pengguna.
Indeksasi jurnal adalah
proses pengindeksan pada journal. Secara detail ada beberapa tipe indeksasi
journal, yaitu:
1. Search
Engines
Search engine adalah alat yang digunakan
untuk membantu orang menemukan informasi di World Wide Web. Menggunakan program
yang dikenal sebagai laba-laba, yang merangkak, yaitu web, mesin pencari yang
mengumpulkan metadata deskriptif dan kata kunci dari fulltext dari berbagai
halaman web dan membangun besar-besaran, index dicari.
2. General
Indexes
Tidak seperti mesin pencari yang mencoba
untuk memasukkan segala sesuatu di web, General Indexes biasanya membatasi diri
untuk konten jurnal. Hanya jurnal yang terdaftar yang dikenal, seperti
Comercial Ulrich atau Free New Jour. Seperti mesin pencari, General Indexes
tidak membatasi inklusi yang didasarkan pada kualitas, membuat jurnal mudah
untuk masuk ke dalam, tapi menghasilkan sedikit prestasi. General Indexes lain
yang penting adalah direktori Open Access Jurnal (DOAJ). The DOAJ hanya indeks
jurnal yang dapat diakses secara bebas, dan mengharuskan mereka untuk mematuhi
standar jaminan kualitas tertentu.
3. Quality
Assured Indexes
Indeksasi ini adalah indeks yang
memiliki kriteria kualitas tertentu dan semua jurnal harus memenuhi jika mereka
ingin terindeks. Misalnya, untuk terindeks pada Medline jurnal harus menjamin
bahwa memenuhi standar Medline tersebut yang meliputi kualitas dari jurnal yang
diterbitkan serta isu-isu praktis seperti penerbitan tepat waktu, dll.
4. Citation
Indexes
Citation Indexes tidak hanya mencakup
metadata dari jurnal (judul artikel, abstrak, penulis, dll), tetapi juga
melacak kutipan dari artikel. Ada dua kutipan indeks utama, Thomson Reuters Web
of Science (WOS) dan Scopus (dari Elsevier). Keduanya adalah produk
berlangganan, sehingga meskipun bebas untuk diindeks oleh mereka, untuk
menggunakan informasi maka harus membayar berlangganan. Banyak universitas
perpustakaan dapat menyediakan akses ke indeks ini. WOS indeks hanya sekitar
12.000 jurnal, dan membuat keputusan tentang inklusi berdasarkan:
·
Kualitas konten
·
Keandalan publikasi
·
Apakah jurnal yang dikutip dalam jurnal
yang WOS sudah indeks
Citation indexes adalah indeks yang
paling sangat diinginkan karena menganugerahkan Impact Factor (IF) dari jurnal.
5. Regional
Indexes
Regional Indexes berfokus pada jurnal
dari daerah tertentu di dunia. Contohnya termasuk Latindex untuk Amerika Latin,
Karibia, Spanyol, dan Portugal; Redalyc untuk Amerika Latin, Karibia, Spanyol,
dan Portugal; dan lain-lain. Regional Indexes lainnya dapat ditemukan di situs
web INASP JOLs. Regional Indexes menyediakan informasi penting pada penelitian
dan publikasi dari negara atau wilayah yang layak dan berpartisipasi di
Regional Indexes.
B.
Lembaga
pengindeks jurnal internasional bereputasi diantaranya:
1. Thomson
Scientific
2. Art
& Humanities Citation Index (AHCI)
3. Science
Citation Index (SCI)
4. Social
Science Citation Index (SSCI)
5. High
Wire
6. The
ACM digital library
7. The
IEEE Explore Digital Library
8. SCOPUS
9. Cambrige
Scientific Abstrac (CSA)
10. Chemical
Abstract Services (CAS)
11. CABI
12. Directory
of Open Access Journal (DOAJ)
13. EBSCO
14. Gale
15. Proquest
16. Google
Scholar
17. Microsoft
Academic Search
18. CiteSeer
19. Index
Copernicus
20. Portal
Garuda (Nasional)
C.
Parameter
global untuk mengukur reputasi jurnal ilmiah antara lain:
1. Impac
Factor (Thomson Reuters)
2. Scimago
Journal Rank (SJR)
3. Source
Normalized Impact per Paper (SNIP) (Scimago, SCOPUS)
4. H-index
(SCIMAGO, SCOPUS, Google Scholar)
5. i10-index
(Google Scholar)
6. Number
of published article per x-year
7. Number
of citation per x-year
8. %
rejection rates
9. Akreditasi
Jurnal Ilmiah (A atau B).
D.
Impact
Factor
Impact
Factor adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang
dilakukan oleh ISI Journal Citation
Reports (JCR). Indikator ini telah dipandang menjadi indikator utama untuk
mengukur secara kuantitatif kualitas sebuah jurnal, paper risetnya, peneliti
yang menulis paper tersebut dan bahkan institusi dimana mereka bekerja. Impact factor jurnal adalah ukuran
seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun
tertentu. Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif,
khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama.
Impact
Factor (IF) dari jurnal akademis adalah ukuran yang
mencerminkan jumlah rata-rata tahunan dari kutipan artikel terbaru yang
dipublikasikan dalam jurnal itu. Hal ini sering digunakan sebagai proxy untuk
kepentingan relatif dari jurnal dalam bidangnya; jurnal dengan IF yang lebih
tinggi sering dianggap lebih penting daripada jurnal dengan yang lebih rendah.
IF
dirancang
oleh Eugene Garfield, pendiri Institute for
Scientific Information. Faktor dampak dihitung tahunan mulai dari tahun 1975
untuk ulasan jurnal-jurnal yang tercantum dalam Journal Citation Reports dari
Thomson retours.
Impact Factor merupakan salah satu
dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The Institute of Scientific Information (ISI) yang digunakan untuk
mengukur cara sebuah jurnal menerima sitasi pada artikelnya dengan berlalunya
waktu.
Gambar: Kurva Sitasi secara umum
Akumulasi sitasi cenderung mengikuti
kurva seperti gambar diatas. Sitasi pada artikel yang dipublikasi dalam suatu
tahun meningkat secara tajam sampai sebuah puncak antara dua dan enam tahun
setelah publikasi. Dari puncak ini, sitasi turun dengan waktu. Kurva sitasi
suatu jurnal dapat digambarkan dengan ukuran relatif dari kurva tersebut (dalam
luas dibawah garis), memanjang sampai dimana puncak kurva mendekati titik
pusat, dan laju penurunan kurva. Karakteristik ini membentuk basis indikator
ISI impact factor, immediacy index (memberikan ukuran kemiringan kurva), dan
cited-half life (ukuran kecepatan penurunan kurva sitasi).
Impact factor dihitung dengan
membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang dipublikasi dalam
dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam dua
tahun sebelumnya. Contoh, impact factor 2010 adalah sitasi dalam 2010 pada
artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009 dibagi dengan jumlah artikel yang
dipublikasi pada 2008 dan 2009. Angka yang dihasilkan tersebut dapat dipandang
sebagai jumlah sitasi rata-rata yang diterima artikel per tahun dalam dua tahun
setelah tahun publikasi.
Menggunakan
jurnal X sebagai contoh:
Sitasi
pada 2010 terhadap artikel yang dipublikasi pada:
·
2009 =
258
·
2008 =
199
·
Jumlah =
457
Jumlah artikel yang dipublikasi pada:
·
2009 =
116
·
2008 =
71
·
Jumlah =187
Perhitungan:
Impact Factor = 457 / 187 = 2.444
E.
CiteScore
CiteScore
adalah jumlah kutipan yang diterima oleh sebuah jurnal dalam satu tahun untuk
dokumen yang diterbitkan dalam tiga tahun sebelumnya, dibagi dengan jumlah
dokumen yang diindeks dalam Scopus yang diterbitkan dalam tiga tahun yang sama.
CiteScore
adalah jawaban Scopus kepada Impact Factor, metrik terkemuka oleh pangkalan
data pesaing, Web Of Science (dahulunya dikenali sebagai ISI).
CiteScore untuk tahun 2015 menghitung kutipan yang
diterima pada tahun 2015 untuk dokumen yang diterbitkan pada tahun 2012, 2013,
atau 2014, dan membaginya dengan jumlah dokumen yang diterbitkan pada tahun
2012, 2013, dan 2014.
CiteScore
merupakan metriks standar baru dampak jurnal kutipan/sitasi terbaru yang
komprehensif dari Scopus untuk judul serial dalam Scopus, baik itu jurnal,
buku, atau prosiding. CiteScore metrik dihitung menggunakan data Scopus untuk
lebih dari 22.000 judul seri jurnal peer-reviewed, seri buku, prosiding
konferensi, dan jurnal lainnya di 330 disiplin ilmu. CiteScore Tracker
menunjukkan data CiteScore tahun berjalan dan setiap bulan.
Kelebihan CiteScore Metrics yaitu:
·
Komprehensif
CiteScore metrik dihitung menggunakan
data Scopus untuk lebih dari 22.000 judul seri, jurnal peer review, seri buku,
prosiding konferensi dan jurnal lainnya di 330 disiplin ilmu.
·
Transparan
Menggunakan data Scopus, CiteScore
metrik perhitungan yang sederhana dan mudah untuk direplikasi.
·
Terkini
CiteScore Tracker menunjukkan bagaimana
CiteScore tahun berjalan dan setiap bulan terlihat datanya.
·
Gratis
Siapapun dapat mengakses fungsi metrik
serial-level pada Scopus dan bisa download data metrik CiteScore lengkap dari https://journalmetrics.scopus.com/
tanpa biaya.
F.
SNIP
Source Normalized Impact per Paper
(SNIP) merupakan metode pengukuran mutu jurnal yang
diterbitkan oleh Elsevier Scopus dengan membandingkan jumlah artikel yang
menyitasi terhadap jumlah artikel yang dipublikasi oleh sebuah jurnal tetapi
dengan mempertimbangkan mutu jurnal yang menyitasi.
Dibuat
oleh Profesor Henk Moed di CTWS, Universitas Leiden. SNIP digunakan untuk
mengukur dampak sitasi dengan pembobotan sitasi berdasarkan jumlah total sitasi
dalam suatu bidang (subjek). Dampak setiap publikasi diukur berdasarkan rasio
kutipan dalam setahun (Y) untuk makalah ilmiah yang diterbitkan dalam tiga
tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan pada
tahun yang sama.
G.
SJR
Scientific
Journal Rankings (SJR) adalah ukuran pengaruh ilmiah jurnal
ilmiah yang menjelaskan baik jumlah kutipan yang diterima oleh jurnal dan
pentingnya atau prestise jurnal dari mana kutipan tersebut berasal. SJR
digunakan untuk perangkingan jurnal.
SJR dikembangkan oleh Profesor
Felix de Moya, seorang professor dan peneliti di Consejo Superior de
Investigaciones Cientificas and Vicente Guerrero Bote di Universitas
Extremadura. SCImago Journal Rank (SJR) adalah sebuah ukuran yang didasarkan
pada gagasan bahwa “Semua kutipan tidak diciptakan sama”. Dengan SJR, field
subjek, kualitas dan reputasi jurnal memiliki efek langsung pada nilai sitasi
sebuah journal. SCIMAGO Journal and Country Rank (SJR) adalah alternatif untuk
melihat Impact Factor (IF) sebuah jurnal. Seperti halnya IF, SJR yang
berdasarkan perhitungan dari database scopus disetiap jurnal juga terdapat
informasi perangkingan berdasarkan sistem kuartil (Q1-Q4).
H.
H-INDEKS
Indeks-h merupakan indeks yang
mencoba untuk mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang
diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana. Indeks ini didasarkan pada jumlah
karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan jumlah sitasi yang
diterima dari publikasi lain. H-indeks dapat dihitung secara manual dengan
melihat jumlah sitasi atau kutipan dari semua paper atau makalah yang
diterbitkan oleh seorang akademisi.
H-indeks pertama kali diperkenalkan
oleh seorang fisikawan dari Universitas di California, San Diego, bernama Jorge
E Hirsch pada tahun 1985 yang lalu ini dianggap sebagai cara yang paling
efektif untuk menilai kinerja seorang ilmuwan pada saat ini. Namun, perlu
diketahui bahwa h-indeks ini masih terdapat kekurangan dalam validitasnya,
seperti rentan terhadap manipulasi sitasi pribadi. H-indeks adalah bilangan h
terbesar dimana sejumlah h artikel paling sedikit mempunyai h citation. Contoh
: h-indeks 6, berarti ada 6 artikel yang disitasi oleh minimum 6 artikel
pensitasi.
Contoh perhitungan h-indeks:
seorang akademis memiliki 6 paper atau makalah yang disitasi masing-masing
sebanyak 44, 20, 15, 7, 5 dan 2. Maka H indeks akademisi tersebut adalah 5.
Cara
menghitungnya, dengan mengurutkan paper/makalah berdasarkan jumlah sitasi
terbanyak:
Paper 1 jumlah sitasi 44
Paper 2 jumlah sitasi 20
Paper 3 jumlah sitasi 15
Paper 4 jumlah sitasi 7
Paper 5 jumlah sitasi 5
Paper 6 jumlah sitasi 2
H-Indeks 1 = ada 1 paper yang disitasi minimal satu
kali
H-Indeks 2 = ada 2 paper yang disitasi minimal dua
kali
H-Indeks 3 = ada 3 paper yang disitasi minimal tiga
kali
H-Indeks 4 = ada 4 paper yang disitasi minimal empat
kali
H-Indeks 5 = ada 5 paper yang disitasi minimal lima
kali
H-Indeks 6 = ada 6 paper yang disitasi minimal enam
kali
Dari akademisi diatas terlihat bahwa akademisi
tersebut hanya memiliki 5 paper yang disitasi minimal 5 kali sehingga
memberikan h-indeks =5
I.
Q-INDEKS
Q-indeks merupakan
informasi perangkingan untuk impact factor setiap jurnal dimasing-masing
kategori subyek. Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas
jurnal dengan istilah quartile, dengan 4 quartile yaitu Q1, Q2, Q3, dan Q4. Q1
paling tinggi atau paling utama dari sisi kualitas jurnal diikuti dengan Q2,
Q3, dan Q4.
Q-indeks
merupakan jumlah total kutipan. Jumlah ini mengukur dampak total, namun
nilainya dapat menjadi bisa akibat satu atau dua paper yang memiliki jumlah
kutipan besar.
Daftar Pustaka
https://elkimkor.com/2014/06/14/impact-factor-jurnal-ilmiah/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
https://nazroel.id/2016/11/23/tips-cara-mengecek-impact-factor-sjr-dan-snip-jurnal-internasional/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
http://liu.cwp.libguides.com/c.php?g=45770&p=4417804
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
https://nazroel.id/2017/07/24/mengenal-kriteria-klasifikasi-dan-mutu-jurnal-ilmiah-yang-baik-serta-jurnal-predator/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
https://nazroel.id/2016/12/09/scopus-luncurkan-aplikasi-gratis-untuk-mengetahui-rangking-sitasi-jurnal-bereputasi/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
http://herunugroho.staff.telkomuniversity.ac.id/journal-metrics/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
http://muh-amin.com/apakah-h-index-itu-dan-bagaimana-cara-menghitungnya/
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
http://news-ejournal.blogspot.co.id/2014/10/tipe-tipe-indeksasi-journal.html
(Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
Komentar
Posting Komentar