Penulisan Sitasi dan Bibliografi berdasarkan Ms. Word dan Zotero



MS. WORD VERSION
PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS)
SEBAGAI ARANG AKTIF
Oleh:
Fifi Afifah
16030234013
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah membuat karbon aktif dari arang cangkang kelapa sawit. Metodologi penelitian meliputi proses penyiapan bahan arang aktif, penyerapan, dan pengujian. Kualitas arang aktif tergantung pada proses karbonisasi dan proses aktivasi. Dalam penelitian ini aktivator yang dipakai adalah H3PO4 dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 9%, dan waktu perendaman 16, 18, 20, 22, dan 24 jam. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik yaitu pada suhu karbonisasi 400˚C selama 0,5 jam, waktu perendaman 22 jam dan konsentrasi aktivator 9%.

Kata kunci: cangkang kelapa sawit, arang aktif, aktivator

ISI
            Cangkang kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan industri minyak kelapa sawit, yang pemanfaatannya belum maksimal. Pengolahan cangkang kelapa sawit sebagai arang aktif adalah salah satu cara mudah untuk menambah nilai ekonomis. Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan tidak terjadi kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang aktif selain digunakan untuk bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (Gultom & Lubis, 2014)
            Tempurung atau cangkang kelapa kebanyakan hanya dianggap sebagai limbah industri pengolahan kelapa, ketersediaannya yang melimpah dianggap masalah lingkungan, namun renewable, dan murah. Padahal arang tempurung kelapa ini masih dapat diolah lagi menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu sebagai karbon aktif atau arang aktif.
            Industri pembuatan karbon aktif di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan pasar, baik di dalam negeri maupun untuk diekspor ke luar negeri. Peningkatan kebutuhan akan karbon aktif ini diakibatkan oleh semakin banyaknya aplikasi karbon aktif untuk industri dan berbagai peralatan bantu manusia. Hampir 70% produk karbon aktif digunakan untuk pemurnian dalam sektor minyak kelapa, farmasi dan kimia (Pambayun,dkk, 2013)
Pembuatan karbon aktif ini merupakan proses gabungan antara kimia dan fisika dengan perendaman dengan aktivator dan pemanasan. Proses pembuatan karbon aktif meliputi tahap-tahap sebagai berikut: Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel kontrol (suhu aktivasi 400˚C, waktu aktivasi 0,5 jam dan waktu perendaman 22 jam). Variabel bebas (zat pengaktif yaitu H3PO4 dan konsentrasi zat pengaktif yaitu 9%). Variabel respon (kadar air, kadar abu, daya serap iodine).


BIBLIOGRAFI

Fadhilah, M. d. (2016). Efektivitas Penambahan Karbon Aktif Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) dalam Proses Filtrasi Air Sumur. Jurnal Kesehatan Komunitas, 93-98.

Gultom, E. M. (2014). Aplikasi Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Aktivator H3PO4 untuk Penyerapan Logam Berat Cd dan Pb. Jurnal Teknik Kimia USU.

Irawati, U. U. (2016). Pengolahan Limbah Cair Sasirangan Menggunakan Filter Arang Aktif Cangkang Kelapa Sawit Berlapiskan Kitosan Setelah Koagulasi dengan FeSO4. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 34-44.

Jamilatun, S. d. (2014). Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair. Spektrum Industri .

Jayuska, A. d. (2013). Karbon Aktif dari Limbah Cangkang Sawit sebagai Adsorben Gas dalam Biogas Hasil Fermentasi Anaerobik Sampah Organik. Jurnal Kimia Khatulistiwa.

Kurniati, E. (2008). Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit sebagai Arang Aktif. Power, 80.

Meisrilestari, Y. K. (2013). Pembuatan Arang Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Aktivasi secara Fisika, Kimia dan Fisika-Kimia. Konversi, 45-50.

Pambayun, G. S. (2013). Pembuatan Karbon Aktif dari Arang Tempurung Kelapa dengan AktivatorZnCl2 dan Na2CO3 sebagai Adsorben untuk Mengurangi Kadar Fenol dalam Air Limbah. Jurnal Teknik ITS, F116-F120.

Purwanto, D. (2011). Arang dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) . Jurnal Penelitian Hasil Hutan , 57-66.

Ramdja, A. F. (2008). Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Kelapa (Cocus Nucifera). Jurnal Teknik Kimia.

Utami, U. B. (2012). Adsopsi Pb(II) oleh Kitosan Terlapiskan pada Arang Aktif Cangkang Kelapa Sawit. Jurnal Sains MIPA Universitas Lampung .

  

ZOTERO  VERSION
PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS)
SEBAGAI ARANG AKTIF
Oleh:
Fifi Afifah
16030234013
Kimia B, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Dosen Pembimbing:
Dr. IGM Sanjaya, M.Si.
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah membuat karbon aktif dari arang cangkang kelapa sawit. Metodologi penelitian meliputi proses penyiapan bahan arang aktif, penyerapan, dan pengujian. Kualitas arang aktif tergantung pada proses karbonisasi dan proses aktivasi. Dalam penelitian ini aktivator yang dipakai adalah H3PO4 dengan konsentrasi 1, 3, 5, 7, dan 9%, dan waktu perendaman 16, 18, 20, 22, dan 24 jam. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil terbaik yaitu pada suhu karbonisasi 400˚C selama 0,5 jam, waktu perendaman 22 jam dan konsentrasi aktivator 9%.

Kata kunci: cangkang kelapa sawit, arang aktif, aktivator

ISI
            Cangkang kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan industri minyak kelapa sawit, yang pemanfaatannya belum maksimal. Pengolahan cangkang kelapa sawit sebagai arang aktif adalah salah satu cara mudah untuk menambah nilai ekonomis. Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan tidak terjadi kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang aktif selain digunakan untuk bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (Gultom & Lubis, 2014)
            Tempurung atau cangkang kelapa kebanyakan hanya dianggap sebagai limbah industri pengolahan kelapa, ketersediaannya yang melimpah dianggap masalah lingkungan, namun renewable, dan murah. Padahal arang tempurung kelapa ini masih dapat diolah lagi menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu sebagai karbon aktif atau arang aktif.
            Industri pembuatan karbon aktif di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan pasar, baik di dalam negeri maupun untuk diekspor ke luar negeri. Peningkatan kebutuhan akan karbon aktif ini diakibatkan oleh semakin banyaknya aplikasi karbon aktif untuk industri dan berbagai peralatan bantu manusia. Hampir 70% produk karbon aktif digunakan untuk pemurnian dalam sektor minyak kelapa, farmasi dan kimia (Pambayun,dkk, 2013)
Pembuatan karbon aktif ini merupakan proses gabungan antara kimia dan fisika dengan perendaman dengan aktivator dan pemanasan. Proses pembuatan karbon aktif meliputi tahap-tahap sebagai berikut: Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel kontrol (suhu aktivasi 400˚C, waktu aktivasi 0,5 jam dan waktu perendaman 22 jam). Variabel bebas (zat pengaktif yaitu H3PO4 dan konsentrasi zat pengaktif yaitu 9%). Variabel respon (kadar air, kadar abu, daya serap iodine).

BIBLIOGRAFI

Fadhillah, M., & Wahyuni, D. (2016). Efektivitas Penambahan Karbon Aktif Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) dalam Proses Filtrasi Air Sumur. Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(2), 93–98.

Gultom, E. M., & Lubis, M. T. (2014). Aplikasi Karbon Aktif Dari Cangkang Kelapa Sawit Dengan Aktivator H3PO4 Untuk Penyerapan Logam Berat Cd Dan Pb. Jurnal Teknik Kimia USU, 3(1). Diambil dari https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jtk/article/view/6181

Irawati, U., Utami, U. B. L., & Muslima, H. (2016). Pengolahan limbah cair sasirangan menggunakan filter arang aktif cangkang kelapa sawit berlapiskan kitosan setelah koagulasi dengan FeSO4. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 5(1), 34–44.

Jamilatun, S., & Setyawan, M. (2014). Pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa dan aplikasinya untuk penjernihan asap cair. Spektrum Industri, 12(1). Diambil dari http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum/article/viewFile/1651/1149

Jayuska, A., & Sitorus, A. W. B. (2013). KARBON AKTIF DARI LIMBAH CANGKANG SAWIT SEBAGAI ADSORBEN GAS DALAM BIOGAS HASIL FERMENTASI ANAEROBIK SAMPAH ORGANIK. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 2(1). Diambil dari http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/1746

Kurniati, E. (2008). Pemanfaatan cangkang kelapa sawit sebagai arang aktif. power, 19, 80.

Meisrilestari, Y., Khomaini, R., & Wijayanti, H. (2013). Pembuatan Arang Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Aktivasi Secara Fisika, Kimia dan Fisika-Kimia. Konversi, 2(1), 45–50.

Pambayun, G. S., Yulianto, R. Y., Rachimoellah, M., & Putri, E. M. (2013). Pembuatan karbon aktif dari arang tempurung kelapa dengan aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 sebagai adsorben untuk mengurangi kadar fenol dalam air limbah. Jurnal Teknik ITS, 2(1), F116–F120.

Purwanto, D. (2011). Arang dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(1), 57–66.

Ramdja, A. F., Halim, M., & Handi, J. (2008). Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Kelapa (Cocus nucifera). Jurnal Teknik Kimia, 15(2). Diambil dari http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/47

Utami, U. B. L., Rohman, T., & Mahmud, M. (2012). ADSOPSI Pb (II) OLEH KITOSAN TERLAPISKAN PADA ARANG AKTIF CANGKANG KELAPA SAWIT. Jurnal Sains MIPA Universitas Lampung, 7(2). Diambil dari http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/sains/article/view/342

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: N’PURE Cica Day Cream & Night Cream

Pengindeks Journal

Kepustakaan Kimia